Anak Usia 5 Tahun ke Atas Masih Mengompol, Wajarkah?

DEWA CASE — Anak yang mengompol saat tidur adalah wajar. Tapi, bagaimana jika kebiasaan mengompol terus berlanjut hingga 5 tahun ke atas?

Dalam istilah medis, mengompol saat tidur disebut juga dengan enuresis. Kondisi ini merupakan salah satu jenis inkontinensia urine pada malam hari.

“Apa mengompol pada anak kecil itu normal? Kalau enuresis terjadi pada anak kurang dari usia 5 tahun, itu masih normal. Tapi kalau usia lebih dari 5 tahun, sebaiknya segera berobat ke dokter,” ujar Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Irfan Wahyudi dalam webinar bersama Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dan Indonesian Society of Female and Functional Urology (INASFFU), beberapa waktu lalu.

Irfan mengatakan, proses berkemih atau kencing saat anak sadar atau terbangun adalah bagian terakhir dari proses tumbuh kembang. Anak umumnya memerlukan waktu sekitar 4 tahun untuk bisa mengontrol berkemih.

Data Perkumpulan Kontinensia Indonesia (Perkina) pada 2008 mencatat, enuresis dialami 2,3 persen anak. Enuresis sendiri disebabkan beberapa hal.

Pertama adalah aktivitas hormon arginin vasopresin yang menjadi rendah di malam hari, yang ditemukan pada 60-70 persen anak dengan enuresis. Normalnya, hormon meningkat di malam hari dan menyerap air di ginjal sehingga produksi urine menurun.

Kedua adalah kapasitas kandung kemih anak yang relatif lebih kecil daripada anak seusianya. Dan ketiga adalah ketidakmampuan anak untuk terbangun saat kandung kemih penuh.

“Selain itu ada faktor risiko penyerta seperti riwayat keluarga, saat salah satu orang tua mengalami enuresis, anak berisiko 44 persen enuresis juga. Kalau kedua orang tua enuresis, risikonya meningkat jadi 77 persen,” kata Irfan.

Ada pula faktor psikis atau anak yang mengalami gangguan psikologis, retardasi mental, gangguan perkembangan otak, gangguan tidur, dan lain-lain.

Orang tua disarankan untuk berkonsultasi untuk menghindari dampak-dampak buruk dari enuresis seperti gangguan emosi, kepercayaan diri yang menurun, anak sulit bergaul, dan gangguan tidur.

“Mulai konsultasi saat usia anak sudah lebih dari 5 tahun, juga perlu dukungan orang tua agar anak termotivasi. Ini berkaitan dengan kepatuhan berobat, dukungan psikologis buat anak, lalu orang tua sabar bergantian bangun untuk menemani anak ke toilet,” jelas Irfan.

Orang tua juga diminta untuk memperhatikan asupan anak. Hindari konsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein pada anak. Hindari juga makanan tinggi garam dan protein.

Selain itu, tetap penuhi kebutuhan cairan anak setidaknya enam gelas per hari. Orang tua juga perlu mengatur agar anak tidak terlalu banyak minum usai makan malam.

Anak juga perlu diajarkan untuk buang air kecil secara teratur setidaknya enam kali dalam sehari dengan posisi yang tepat. Ajak juga anak untuk buang air kecil sebelum tidur.