Jadi trend di 2022 perusahaan teknologi ramai-ramai lakukan PHK masal
DEWACASE – Di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung, gelombang PHK besar-besaran terjadi pada perusahaan teknologi sepanjang tahun 2022. Selain keadaan perekonomian dunia yang tidak menentu, masalah akuisisi dan kebocoran data yang tak ada habisnya, juga dikatakan menjadi penyebab badai PHK itu melanda industri teknologi.
Nyaris tidak banyak perusahaan teknologi besar terkena dampak dalam setahun terakhir — Twitter, Tesla, Shopify, Microsoft, dan Netflix semuanya telah memangkas pegawai mereka, dan beberapa di antaranya bahkan lebih dari sekali.
Berikut ini adalah daftar perusahaan-perusahaan tersebut.
- Amazon
Desas-desus yang beredar tentang PHK besar-besaran di Amazon menyebar dengan cepat karena mereka yang terkena dampak memposting ke media sosial. Menurut sumber yang dapat dipercaya, Amazon telah memberhentikan sekitar 10.000 pegawainya. PHK mewakili 3% dari total tenaga kerja, dan mereka kebanyakan dari divisi AI, SDM, dan posisi ritel.
- Meta
Meta akhirnya mengkonfirmasi rumor lama yang mengatakan bahwa akan terjadi PHK besar-besaran. baru-baru ini Mark Zuckerberg mengonfirmasi bahwa perusahaan memangkas 10% dari tenaga kerja perusahaan, berjumlah 11.000 pegawai. Mereka yang terkena dampak akan menerima pesangon 16 minggu, ditambah gaji dua minggu untuk setiap tahun mereka bekerja di perusahaan. Mereka juga akan menerima tunjangan kesehatan dan karir tambahan.
Hanya butuh seminggu bagi Elon Musk untuk memecat setengah dari pegawai Twitter, setelah mengambil alih perusahaan sebesar $44 miliar. Musk bukanlah orang yang dikenal karena belas kasihnya. Staf Twitter mulai menerima email PHK. Sementara mereka yang dipertahankan diwajibkan untuk kembali ke kantor dan kehilangan hak istimewa mereka untuk bekerja dari rumah. Ini merupakan salah satu PHK terbesar di industri teknologi tahun ini yang paling brutal. Twitter di bawah rezim Musk telah dimulai dengan segudang kontroversi, dan kemungkinan akan berlanjut seperti itu di masa mendatang.
- HP
HP mengumumkan rencananya untuk memangkas antara 4.000 hingga 6.000 pegawainya selama tiga tahun ke depan. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu upaya penghematan biaya yang diperkiakan setidaknya $1,4 miliar pada akhir tahun fiskal 2025, dan restrukturisasi serta biaya lain sekitar $1,0 miliar. HP menyalahkan penjualan yang buruk, yang sempat meningkat tajam selama pandemi, tetapi kemudian menurun pasca pandemi.
- Microsoft
Badai PHK di Microsoft telah menyebabkan sekitar 1.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Mereka yang terkena dampak pemotongan termasuk tim Xbox, Edge, dan Perangkat. Microsoft telah melakukan setidaknya dua putaran PHK lainnya tahun ini, yang terbesar adalah pada bulan Juli, dengan total 1.800 karyawan.
Di tanah air, gelombang PHK masih terus bermunculan. Sehingga membuat mereka yang saat ini bekerja di perusahaan teknologi, digital bahkan e-commerce cemas dan gelisah. Penyebabnya adalah terjadi penyesuaian kembali sisi valuasi market terhadap perusahaan teknologi secara umum di era pasca-pandemi seperti saat ini. Yang mengakibatkan banyak investor menarik investasi mereka dan membuat harga saham perusahaan teknologi merosot. Startup yang masih mengandalkan duit investor berhadapan dengan minat investor yang merosot tajam.
Berikut daftar perusahaan rintisan atau Startup yang telah mengambil langkah untuk memangkas jumlah pegawai mereka.
- Goto Gojek Tokopedia (GoTo)
Pada hari Jumat 18 November 2022 PT. Goto Gojek Tokopedia (GoTo) melakukan PHK terhadap 1.300 orang atau 12 persen dari total karyawannya. Keputusan itu diambil di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan. Dalam keterangan resminya, selain melakukan pemangkasan jumlah pekerja, sejak awal tahun perusahaan juga melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama.
- JD.ID
Dengan beralasan merupakan langkah perusahaan untuk terus melakukan penyesuaian terhadap operasional bisnis, salah satunya melalui restrukturisasi. Pada Mei lalu, JD.ID, perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce memutuskan untuk melakukan PHK. Tidak dijelaskan dengan pasti berapa jumlah karyawan yang di-PHK.
- Shopee Indonesia
Pada Maret 2022 lalu, Shopee mengumumkan secara resmi akan menutup opersional mereka yang berbasis di Perancis. Sebelumnya Shopee juga telah melakukan PHK besar-besaran di negara lainnya seperti India, Amerika Latin, Chili, Meksiko, Kolombia hingga Argentina. Dan pada September 2022, giliran Shopee Indonesia yang mengumumkan untuk memangkas SDM mereka dengan melakukan PHK sebanyak 3 persen dari jumlah total. Kendati demikian, Shopee Indonesia memastikan tetap menjalankan operasional mereka di tengah gempuran gelombang PHK 2022 ini.
- TaniHub
Awal 2022, startup Tani Hub memutuskan untuk melakukan PHK karyawan mereka. Bahkan, perusahaan ini juga menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan mereka yang berlokasi di Bandung dan Bali. Dengan adanya penutupan dua warehouse tersebut, sejumlah karyawan terpaksa diberhentikan dari pekerjaan mereka. Alasananya adalah perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, hingga mitra strategis.