Liburan ke Pulau Papua Ini, Syaratnya Harus Mandi di Laut

Dewa Case — Kapotar atau Notu Kaputar, sebuah pulau kecil di Kabupaten Nabire, Papua memiliki pesona luar biasa. Syarat berwisata juga tak biasa, wajib mandi.

Pulau Kapotar itu masuk dalam Kepulauan Moora. Pelancong memutuhkan waktu kurang lebih 60 menit untuk berkunjung ke Pulau Kapotar/Mowirin menggunakan perahu motor dari pelabuhan Samabusa Nabire. Kepulauan Moora itu sudah terdeteksi sejak zaman kolonial Belanda.

Pulau-pulau cantik itu dikenal dengan nama Kepulauan Harleem atau dalam bahasa Mambor disebut Nomini. Kepulauan Moora menjadi pemukiman bagi warga Papua. Namun khusus Kapotar dibiarkan kosong. Pulau ini milik seorang warga yang tinggal di sekitar pulau.

Ia menjadikan pulaunya sebagai kebun kelapa. Hanya ada satu rumah yang berdiri. Rumah tersebut menjadi tempat tinggalnya ketika sang pemilik datang untuk memanen kelapa atau sekedar membersihkan kebun.

Pulau Kapotar di Nabire

Karena keindahannya, pulau itu mulai terdengar sebagai harta karun Nabire. Bayangkan saja, pasir pantainya putih dan bersih, gelombang airnya tenang, sementara nyiur berjajar seraya melambai-lambai.

Ah… rasanya imajinasi tentang pantai di timur Indonesia selalu berhasil untuk membuat pikiran penat tenang sejenak. Apalagi, keindahan bawah laut Papua yang memang juara.

Kalau orang Jepang bilang adalah bijak untuk berkunjung ke Gunung Fuji sekali seumur hidup, tak jauh beda dengan Papua. Sebagai warga Indonesia, setidaknya injakkan kaki di Papua dan biarkan dirimu terpesona dengan keindahannya.
Pengalaman berkunjung ke Kapotar itu disampaikan oleh peneliti dari Badan Arkeologi Papua. Salah satunya, Hari Suroto.

Hari langsung mendapatkan ‘kejutan’ ketika tiba di Kapotar.

“Ada kepercayaan yang masih dipegang teguh oleh penduduk sekitar. Jika baru pertama kali berkunjung ke Kapotar, kamu harus ‘wajib lapor’ ke nenek moyang,” ujar Hari.

Wajib lapor itu bukanlah sebuah tindakan yang menakutkan atau pun sulit. Traveler yang baru pertama kali datang ke Pulau Kapotar diharuskan untuk membasuh muka, tangan dan kaki di laut. Itu jadi bentuk penghormatan tamu kepada leluhur setempat.

Selayaknya kepercayaan adat, selalu ada sanksi jika melanggar. Hari menuturkan bahwa jika melanggar maka pulau tersebut akan diselimuti oleh hujan badai dan petir yang tak henti.

“Hal ini saya alami sendiri, seorang teman penelitian melanggar aturan tersebut dan tiba-tiba saja hujan petir muncul dari petang hingga malam hari,” dia mengungkapkan.

Pulau Kapotar di Nabire

Hujan petir diyakini jadi tanda kemarahan nenek moyang. Hujan badai hanya akan berhenti jika kamu melakukan syarat untuk ke laut.

“Teman kami harus membasuh muka, tangan dan kaki ke laut. Tapi lebih baik lagi kalau langsung mandi di laut. Apalagi yang mau liburan menginap di pulau ini. Jangan sampai dilanggar,” dia menjelaskan.

Pulau Kapotar di Nabire

Pulau Kapotar bisa dikunjungi dengan kapal dari Pelabuhan Samabusa. Selain menikmati keindahan alamnya, pulau ini juga punya keunikan lain yaitu pisang unik dengan tangkai buah tegak lurus ke langit dengan ukuran panjang sekitar 20 -30 cm dengan diameter 5-10 cm. Pisang ini hanya tumbuh di Papua, saat rasanya lembut seperti mentega dan tidak terlalu manis.