Alasan Sering Kentut saat Berhubungan Seks
DEWA CASE — Banyak hal yang bisa terjadi saat berhubungan seks, termasuk di antaranya kentut. Apa yang menyebabkan terjadinya kentut saat berhubungan seks?
Ahli gastroenterologi, Elizabeth Blaney mengatakan bahwa normal bagi seseorang mengeluarkan gas 10 hingga 20 kali per hari. Kentut bisa terjadi kapan saja, termasuk saat berhubungan seks.
Kentut saat berhubungan seks, lanjut Blaney, terjadi karena lokasi organ intim kewanitaan dan rektum yang saling berdekatan.
“Bagian atas vagina berada di dekat bagian bawah rektum. Jadi, selama berhubungan seks, setiap dorongan dan benturan pada bagian bawah rektum dapat menyebabkan keluarnya gas,” jelas Blaney, mengutip Health.
Kentut saat berhubungan seks adalah sesuatu yang normal. Namun, akan menjadi tidak normal jika Anda terlalu sering kentut saat bercinta.
Terlalu sering kentut atau mengeluarkan gas bisa mengindikasikan penyakit sindrom iritasi usus besar (IBS), yang lebih sering terjadi pada wanita. Sekitar dua dari tiga penderita IBS merupakan wanita.
“Menariknya, wanita dengan IBS dua kali lebih mungkin mengaku kesulitan untuk rileks menikmati seks,” ujar Blaney.
Jika kentut saat berhubungan seks terasa sangat mengganggu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Cara Mencegah Kentut saat Berhubungan Seks
Blaney menyarankan Anda untuk buang air besar sebelum berhubungan seks. Cara ini bisa menahan gas yang keluar.
Jika Anda merasa akan kentut, pertimbangkan untuk beralih ke posisi misionaris. Pada posisi ini, bagian rektum pada bokong memungkinkan untuk tetap tertutup dan tertahan.
Selain itu, hindari juga makanan pemicu kentut yang bisa memicu kembung seperti bawang bombay, brokoli, kubis Brussel, dan gandum pada jam-jam sebelum berhubungan seks.
Selain itu, hindari juga minuman berkarbonasi karena bisa menyebabkan perut kembung.
“Anda tidak selalu bisa mencegah kentut saat berhubungan seks. Sebagian besar kasus tidak perlu dikhawatirkan. Jadi, coba lah untuk melepaskannya tanpa perlu merasa malu atau khawatir,” ujar Blaney.