Penyebab Keputihan Berwarna Cokelat, Ini 2 Kemungkinannya
DEWA CASE — Keputihan merupakan hal yang normal bagi perempuan. Kondisi ini juga bervariasi selama siklus menstruasi mereka.
Berdasarkan laman Sutter Health Organization, volume keputihan yang normal adalah sekitar satu sendok teh (4 milimeter) per hari berwarna putih maupun transparan, tebal, tipis, dan tidak berbau.
Cairan ini dibentuk oleh bakteri dan cairan normal yang keluar dari sel-sel vagina.
Tidak jarang cairan normal menjadi gelap, cokelat, atau berubah warna pada satu atau dua hari setelah periode menstruasi.
Apakah keputihan berwarna cokelat perlu dikhawatirkan?
Menurut Healthline, aliran menstruasi atau kecepatan keluarnya darah dari rahim umumnya lebih lambat dan akhir menstruasi.
Ketika darah keluar dari tubuh dengan cepat, biasanya warna menjadi merah. Saat aliran melambat, darah punya waktu untuk teroksidasi yang menyebabkan warna menjadi cokelat atau bahkan, hitam.
Sangat normal untuk mengalami keputihan di awal atau akhir menstruasi. Artinya, vagina sedang membersihkan diri.
Ketidakseimbangan hormon dalam siklus menstruasi
Di lain waktu, keputihan bisa menandakan ketidakseimbangan hormon. Estrogen membantu menstabilkan lapisan endometrium (uterus). Jika hormon ini terlalu sedikit saat bersirkulasi, lapisan dapat rusak di sepanjang siklus.
Akibatnya, seorang wanita mungkin mengalami bercak cokelat atau pendarahan abnormal lainnya.
Rendahnya kadar estrogen juga dapat menyebabkan insomnia, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, infeksi saluran kemih (ISK), dan penambahan berat badan.
Infeksi bakteri
Infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan bercak cokelat atau pendarahan. Gejalanya termasuk nyeri saat buang air kecil, tekanan di panggul, keputihan, dan bercak di antara periode menstruasi.
Infeksi Bacterial Vaginosis (BV) adalah kemungkinan infeksi lain yang belum tentu ditularkan melalui kontak seksual. Ini terjadi akibat pertumbuhan bakteri berlebih.
Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan tekstur, warna, atau bau pada cairan yang keluar. Penting untuk menemui dokter jika seorang wanita mencurigai menderita IMS atau infeksi lainnya.