Penting! Kenali, pelajari dan tips agar terhindar dari penipuan atau kejahatan siber

DEWACASE – Adalah sangat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dengan mengenali modus pelaku penipuan online serta membiasakan diri untuk selalu melindungi data pribadi. Beragam modus penipuan online yang biasanya terjadi di ruang digital adalah  phising, pharming, sniffing, money mule, social engineering dan masih banyak lagi. 

Phising

Phising umumnya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi dengan menggunakan telepon, email atau pesan teks. Seolah-lah mereka dari lembaga resminya, namun sebetulnya mereka ingin menggali supaya kita memberikan data-data pribadi kita. Data-data pribadi ini biasanya digunakan untuk kejahatan berikutnya. Mereka menanyakan dat-data sensitif untuk mengakses akun penting yang mengakibatkan pencurian identitas hingga kerugian lainnya. Oleh karena itu, masyarakat harus teliti membaca dengan benar dan melihat secara seksama isi dari SMS maupun email apakah benar pengirimnya berasal dari institusi asli.

Pharming handphone

Phraming handphone adalah penipuan dengan modus mengarahkan korban kepada situs web palsu dimana entri domain name system yang ditekan/di-click korban akan tersimpan dalam bentuk cache. Ini memudahkan pelaku untuk mengakses perangkat pelaku secara illegal. Contohnya, pembuatan domain seolah-olah mirip dengan asal institusi dari yang aslinya. Pelaku akan menaruh atau memasang malware supaya nantinya bisa mengksesnya secara illegal. Kasus seperti ini banyak terjadi umpamanya ada yang whatsapp-nya disadap/diambilalih karena ponsel sudah dipasangkan malware oleh pelaku sehingga data-data pribadinya dicuri.

 Sniffing

Pelaku akan meretas untuk mengumpulkan informasi secara illegal lewat jaringan yang ada pada perangkat korbannya dan mengakses aplikasi yang menyimpan data penting pengguna. Sniffing ini paling banyak terjadi bahayanya kalau kita menggunakan/mengakses wifi umum yang ada di publik, apalagi digunakannya untuk bertansaksi. 

Money Mule

Penipuan jenis ini misalnya ada oknum yang meminta korbannya untuk menerima sejumlah uang ke rekening untuk nantinya ditransfer ke rekening orang lain. Biasanya pelaku akan bertanya pada calon korban, maukah dapat hadiah atau pajaknya dikirim dulu. Jadi, sekarang itu masyarakat perlu berhati-hati karena money mule ini digunakan untuk money laundry atau pencucian uang. Kamu akan saya kirim uang, tapi harus transfer balik ke rekening ini.

Social Enginering

Penipuan jenis ini biasanya pelaku akan memanipulasi psikologis korban hingga tidak sadar memberikan informasi penting dan sensitif yang kita miliki. Pelaku mengambil kode OTP atau password karena sudah memahami behavior targetnya. Dengan kata lain, masyarakat seringkali tidak sadar seringkali membagikan data-data yang seharusnya perlu dijaga

Modus penipuan siber/obline yang sedang viral saat ini adalah modus penipuan online dengan format aplikasi (.APK) yang dikirimkan melalui pesan WhatsApp (WA) agar calon korban mengklik dan menginstal .APK tersebut. Setelah diinstal, calon korban harus memberikan izin akses untuk beberapa aplikasi, yang membuat pelaku bisa mencuri data rahasia dari gawai calon korban. Data yang dicuri bisa beragam, mulai dari informasi pribadi, SMS, hingga informasi perbankan rahasia seperti One Time Password (OTP).

Jangan Terjebak dalam Penipuan File APK 

Untuk menghindari terjebak dalam penipuan ini, ada 3 hal peting yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Jangan mengklik file .APK yang diterima dari orang yang tidak dikenal melalui pesan singkat.
  2. Selalu memastikan sumber aplikasi yang akan diinstal, apakah benar-benar dari Google Play Store atau sumber yang terpercaya.
  3. Jangan memberikan izin akses apapun jika aplikasi yang akan di instal tidak berasal dari sumber yang terpercaya.

Pada intinya, jika menerima file .APK dari orang yang tidak dikenal melalui pesan singkat, jangan mudah tergiur untuk mengklik dan menginstal file tersebut. Hal ini karena setelah file .APK diinstal, file .APK tersebut akan meminta akses untuk mengambil data pribadi seperti foto, video, SMS, dan akses akun m-banking. Penipu akan memiliki kontrol terhadap gawai kita dan mengetahui seluruh informasi rahasia seperti PIN, password, dan kode OTP.  Setiap orang harus memahami bahwa data pribadi adalah hal yang sangat berharga dan harus dilindungi dengan baik.​

Modus lainnya yang juga sedang gencar adalah penipuan belanja online. Penipu berpura-pura menjadi petugas customer care resmi dari toko online terkenal. Biasanya, modus para penipu dilakukan melalui telepon atau melalui chat di aplikasi WhatsApp. Penipu akan memberitahu korban bahwa dia menjadi pemenang hadiah dalam bentuk uang THR. Agar bisa mendapatkan uang tunai tersebut, modus penipuan menginformasikan pencairan hadiah hanya dapat dilakukan melalui OneKlik atau BCA mobile.

Kemudian dengan alasan untuk mendaftarkan OneKlik ke aplikasi online shop tersebut, pelaku meminta nomor kartu ATM BCA milik korban sebagai rekening tujuan transfer hadiah. Kemudian pelaku mengarahkan korban untuk melakukan aktivasi OneKlik di BCA mobile dengan cara menekan notifikasi registrasi OneKlik yang muncul di handphone korban, login BCA mobile dengan mengisi kode akses, serta menyelesaikan aktivasi OneKlik dengan menginput PIN m-BCA.